Menurut informasi dari warga sekitar, kebocoran terjadi di dua lokasi. “Kejadian pipa bocor ini ada di dua lokasi, Pak. Pertama di Balam KM 16 dekat gang Janda, di samping rumah warga bernama Saring, sekitar pukul 10.00 WIB. Sedangkan kejadian kedua berjarak sekitar 800 meter, dekat warung Lubis yang berdekatan dengan rumah Sihombing, sekitar pukul 11.00 WIB,” ujar Slamat Sianturi kepada media.
Slamat menambahkan bahwa semburan minyak mentah yang mencapai ketinggian 20 meter menyebabkan kepanikan di kalangan warga sekitar lokasi kebocoran. Mereka khawatir karena semburan minyak mentah tersebut menyebar hingga ke pekarangan rumah mereka.
Korban yang terkena imbas, termasuk Lubis dan Sihombing, meminta PT. PHR untuk bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan. Barang-barang seperti pakaian dan tanaman di pekarangan mereka telah terkena semburan minyak mentah.
Abu Rizal, Policy Goverment Public Affair (PGPA) PT. PHR wilayah Bangko Balam, saat diminta keterangan melalui WhatsApp pribadinya, membenarkan adanya kebocoran tersebut. “Memang benar ada kejadian pipa minyak dan air yang bocor di wilayah Balam. Terkait penyebab kebocoran, tim teknis sedang melakukan pengecekan di lapangan. Biasanya kebocoran terjadi karena korosi atau kerusakan logam akibat degradasi lingkungan yang korosif,” jelasnya.
Hingga berita ini dipublikasikan, warga menyampaikan bahwa pihak PHR atau pihak keamanan belum melakukan pengamanan garis polisi di lokasi kejadian.